Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Gili Labak : Obat Ampuh Setelah Sidang Tesis

Assalamu'alaikum, Surabaya.

"Langit biru, awan putih, hamparan laut berwarna biru kehijauan dan suara deburan ombak. Aku rindu itu semua."


Sidang tesis selalu melahirkan cerita-cerita unik, mendebarkan, mengharukan dan penuh dengan air mata. Seperti yang saya alami. Deadline yang semakin mendekat, alat yang tiba-tiba rusak, malam tahun baruan di lab dan masih banyak lagi cerita di balik itu semua.

Kalau jenuh, biasanya kita akan memanjakan diri dengan liburan dan sebagainya. Sekitar akhir tahun 2015 lalu, ketika ada libur panjang dan semua orang mulai memamerkan foto-foto liburannya. Saya hanya bisa liburan di lab, mengejar target sidang januari dan merayakan tahun baru di lab. dengan alat yang sensitifitasnya selalu bikin ah sudahlah...T.T

Bulan demi bulan berlalu. Segala derita, rintangan dan cobaan telah mencapai puncaknya saat sidang pada bulan Februari. Ternyata semua itu belum berakhir. Masih ada perjuangan yudisium agar bisa wisuda di bulan Maret. Dan ternyata, akibat jadwal sidang saya yang sudah melampaui batas yudisium institut, maka dengan sangat terpaksa, saya harus menunggu hingga September ceriaaa...September ceriaaa.... (sing) dan mendapat jatah untuk menjadi mahasiswa selama 1 semester lagi T.T

Maret tak wisuda, akhirnya saya memutuskan untuk mengakhiri lingkaran derita itu dengan liburaaaann. Kali ini saya akan merealisasikan wacana ke Gili Labak yang tertunda selama 1,5 tahun hahaha. Tentu saja bersama squad mbolang kesayangan : Kak Irma (mumpung masi lowong), Kak Ijah (mumpung masi lowong juga) dan Kak Hamdan (nyulik sih sebenernya, soalnya masi ribet sama penelitiannya haha).

Saya menggunakan jasa ig @flashpacker_id dengan Kak Rendy di @adv_rendy , jadi tinggal bayar dan bawa badan aja ke Gili Labak dengan style backpaker. Kakak nya asyik, seru, ramah dan memandu klien-nya banget, jadi nggak usah takut ilang atau gimana. Fasilitasnya dapet transport PP, makan 1 kali, transport kapal, snorkling dan dokumentasi underwater. Dijamin suiiip banget dah...

Oke, kami berangkat jam 12 malam dari titik kumpul di stasiun Gubeng Surabaya, lalu berangkat menggunakan bis elf ke Madura. Sampai di sana pukul 05.00 pagi. Kami mendarat di semacam tempat persinggahan yang khusus disediakan oleh bapak Lurah di situ. Bentuknya kayak rumah gitu, ada tempat tidurnya dan kamar mandi.

Kami kemudian sholat subuh dulu, makan trus siap-siap ke Pelabuhan Kalianget untuk menyeberang ke Gili Labak
Pelabuhan Kalianget
Wajah yang masih dihiasi kantong mata sisa derita berbulan-bulan yang lalu
We're ready to go!!!
Perjalanan dari pelabuhan Kalianget ke Gili Labak memakan waktu kira-kira 1 sampe 1,5 jam. Maklum, naik perahu nelayan, Kakak.

Sesampainya di sanaaaa...
Akhirnya aku bisa tersenyum bahagia ketemu laut T.T
Dari kiri ke kanan : Kak ijah (kerudung merah), kak Irma (kerudung biru muda) dan Kak Hamdan (yang laki2)
Say "Horray!!!!!!"
Sebelum snorkling, kita diberi waktu buat explore Gili Labak. Ya udaaah berangkat kakak (anak pantai mode : ON)
Black sunglasses and V sign. Mari bahagia :D
Ini nih Kak Rendy (maap ya Kak, ikutan nampang di blog ini hihi)
Uda bawa tongsis, masi aja sadar kamera
Bahagiaaaa :D
Okee, dan inilah hasil jepretan paling yahuut buat Vitamin Sea kita:

Setelah puas explorasi, saatnya berangkat snorkling. Kalo kata mas Rendy sih, kedalaman snorklingnya kurang lebih 3m. Sok-sok an, padahal masi suka trauma banget kalo nyelup di air xp. Jadi waktu TK saya pernah tenggelam pas di kolam renang, untungnya diselametin sama salah satu anak yang lagi renang di situ. Akhirnya, sampe sekarang saya trauma banget denger suara kalo pas nyelup di air, jadi nggak bisa berada dalam posisi kecelup di air lama-lama dan ngga bisa renang hahaha. Tapi, karena saya juga pingin trauma itu sembuh, jadinya ya nekat ikut nyemplung, tapi saya pegangan tangan terus sama si Kak Irma hahahaha.

Saya cuma bisa nyelup selama 10 detik buat liat ikan-ikan kecil sama terumbu karang, trus nyembul ke permukaan, nyelup lagi 10 detik, nyembul lagi. Yaa, mau gimana lagi, masi serem banget kalo denger suara bawah laut. Apalagi masih newbie, jadi air laut suka ketelen gegara lupa nafas pake hidung.

Trus nyobain ambil foto underwater  sambil nahan rasa trauma yang uda menjalar dari ujung kepala sampe ujung kaki. Rasanya nano-nano lah...
Jrengg, hasil jepretan kak Rendy (mencoba melawan rasa takut haha)
 Dan...
Saya hanya berani bertahan di situ selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu, saya memutuskan untuk mengakhiri semua tantangan itu dan kembali naik ke perahu. Nyampe di atas perahu, langsung tergelimpung tak berdaya karena tangan dan kaki lemes semua. Kata mas-mas asistennya kak Rendy, "mukamu pucet banget, mbak." Saking apanya coba hahaha...
Akhirnya, jadi tukang fotonya mereka T.T
Setelah snorkling, kita kembali merapat ke Gili Labak untuk bersih diri atau mau ganti baju. Di Gili Labak sekarang udah ada fasilitas mandi dengan air tawar kok, jadi buat para wanita yang rempong terutama, bisa ganti baju atau mandi di sini. Atau bisa juga mandi nya sekalian di rumah singgah setelah kembali ke pelabuhan Kalianget. Kalau saya sekalian mandi di rumah singgah, sekalian aja haha...

Setelah kapal kembali berlabuh di Kalianget, di saat itulah liburan singkat kita di Gili Labak berakhir. Saatnya kembali ke dunia nyata. Revisi naskah sudah melambai-lambai di Surabaya :')

Surabaya, 25 Oktober 2016
Ditulis 7 bulan setelah perjalanan



Posting Komentar

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi