Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

PETUALANGAN SEMARANG-JOGJA part 4 : Candi Borobudur-Taman Sari-Masjid Sumur Gumuling

Assalamu’alaikum, Surabaya.

Jejak-jejak kebesaran Allah selalu ada di setiap perjalanan yang kita lakukan. Cahaya-Nya selalu muncul bagi hamba-Nya yang percaya akan kekuasaan-Nya. Ya Allah, cerita ini sungguh indah, membuatku selalu bersyukur pada-Mu. Alhamdulillah...

Jogja hari kedua. Hari ini mau kemana kita???
Kalau lihat judul pastinya udah tau. Yap, rute hari ini adalah Candi Borobudur dan Taman Sari. Agak amburadul ya rutenya. Sesungguhnya hari kedua di kota Jogja ini adalah Candi Borobudur-Candi Sambisari, tetapi karena hujan maka rencana ke Candi Sambisari batal, diganti ke Taman Sari dan Masjid Sumur Gumuling biar waktu di Jogja tidak terbuang sia – sia .

Sebelum berangkat ke Candi Borobudur, kami diajak oleh Tante Rita makan Soto Ayam Pak Slamet yang katanya sih sering didatangi artis.
Soto Ayam Pak Slamet
Soto dan makanan pendamping
Inilah sosok orang tua saya selama di Jogja, Tante Rita (paling belakang) yang jos gandos deh haha

Setelah kenyang, kami pun kembali ke rumah sebentar untuk mengambil tas, lalu berangkat ke Magelang naik motor dan mengandalkan google maps. Bayangkan saja, kita berdua nggak ngerti Jogja sama sekali. Kalau orang jawa bilang mah, “ngga ngerti lor kidule Jogja”. Google maps ternyata mengarahkan kami menuju jalur alternatif Nanggulan-Borobudur. Lagi – lagi medannya naik – turun mendaki gunung lewati lembah.

Setelah kira – kira satu jam-an berada di jalanan asing, akhirnya sampai juga di Candi Borobudur. Setelah 8 tahun yang lalu, ternyata Borobudur sudah berubah banyak. Harga tiket masuknya 30000. Jangan lupa bawa minum air putih ya. Karena hari ini adalah hari Minggu, maka penuh dengan wisatawan lokal, terutama pelajar yang sedang study tour.
 
Let's get fierce together, Irma...
Masih ingat dengan sejarah Candi Borobudur? Ehem saya sudah lupa – lupa ingat hehehe. Oke, setelah saya baca – baca via google, Candi Borobudur dibangun di masa dinasti Syailendra pada abad ke-9 saat Raja Samaratungga memerintah. Arsiteknya bernama Gunadharma. Candi Boronudur merupakan candi terbesar di Indonesia dan pernah masuk ke dalam 7 kejaiban dunia. Tetapi, saya tidak tahu apakah sampai saat ini masih masuk ke dalam 7 keajaiban dunia atau tidak. Karena seingat saya, Candi Borobudur sempat keluar dari 7 keajaiban dunia (CMIIW ya…). Kalau saya salah mohon diingatkan saja lewat komen atau japri via email.

Karena jalanan naik ke puncak paling atas masih ramai, kami memutuskan untuk mlipir ke bagian samping candi
Entah kenapa outfit kita sama-sama berwarna biru dongker xp

Getting fierce with black sunglasses haha...
Naik ke atas sini butuh perjuangan hahaha, kayak kamu sama aku, iya kamu, naskah tesis ijo-ku wkwkwk #serrr. Di sekeliling mata terbentang pegunungan mulai dari merbabu, merapi, sindoro dan sumbing. MasyaAllah, nggak sia – sia motoran ke sini pake google maps. Rasanya ada kepuasan batin tersendiri bisa ke sini dan memiliki kesempatan untuk mengagumi keindahan ciptaan-Nya. Karena habis ujan, jadinya gunung2 di sekitar candi terlihat hijau sekali dan seger di mata. Cuma bisa berucap syukur berkali – kali. Alhamdulillah… :)



Puas berfoto dan mengabadikan keindahan alam di sini, kami pun turun dan masuk ke dalam museum Kapal Samudraraksa yang berada di kompleks candi Borobudur ini. Museum ini diresmikan pada tahun 2005 oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tujuan dibangun museum ini adalah untuk mengingatkan kembali kejayaan nenek moyang bangsa Indonesia yang berhasil mengarungi samudra Hindia hingga Afrika.

Jadi, kapal Samudraraksa yang berarti pelindung lautan ini selesai dibangun pada tahun 2003, lalu digunakan untuk ekspedisi jalur kayu manis : Jakarta-Madagaskar-Cape Town-Ghana). Para awak kapal pun kembali ke Indonesia dan menerima penghargaan Satya Lencana dari Presiden Megawati. Kapal Samudraraksa-nya masih ditinggal di Ghana, baru 7 bulan kemudian dibongkar dan dirakit kembali di kompleks Candi Borobudur dan dimuseumkan.

Setelah dari candi Borobudur, kami pun segera kembali menyalakan navigasi google maps untuk menuju ke candi sambisari dan jeng jeng… Koneksi internet eror dan google maps ngambek. Si Irma udah panik, saya masih santai mencari sinyal. Setelah beberapa belas menit, akhirnya koneksi internet sudah kembali ke jalan yang benar dan jeng jeng lagi, ternyata candi sambisari kalau minggu tutup. Akhirnya rencana diubah mendadak menuju Taman Sari-Masjid Sumur Gumuling. Kami pun kembali pulang ke arah Jogja kota melewati jalur alternatif yang tadi.

Satu jam kemudian, kami sampai di Taman Sari pukul 4 sore dan kami adalah pengunjung terakhir yang dibolehkan masuk. FYI, semua wisata di jogja rata – rata tutup jam 3 atau jam 4.
Detik terakhir sebelum Taman Sari tutup
Taman Sari adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Lagi –lagi kebun istana ini dibangun pada zaman pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I. Bangunan ini juga sering dikenal sebagai kompleks pemandian Sultan.


Dibalik keindahan Taman Sari, terdapat sebuah masjid bawah tanah bernama Sumur Gumuling. Perjalanan ke masjid bawah tanah itu melewati perkampungan kecil di sekitar Taman Sari
Mural wayang di perjalanan menuju Masjid Sumur Gumuling
Masjid ini merupakan jejak – jejak islam selama penjajahan Belanda. Letaknya yang berada di bawah tanah membuat saya merinding, merasakan bagaimana perjuangan Islam di masa penjajahan dulu. Di dalamnya terdapat banyak lorong-lorong melingkar dan gelap sekali.
Dinding masjid yang sudah tua
Lorong-lorong di dalam Masjid
 Di ujung – ujung lorong, terdapat area melingkar yang dihubungkan olah lima tangga. Tempat ini berfungsi sebagai mimbar untuk berdakwah.
 
Pertemuan 5 tangga di satu titik
Saya kembali bersyukur bisa menemukan jejak – jejak Islam sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Rasanya seperti menemukan cahaya di tengah gelapnya lorong – lorong di masjid bawah tanah ini.

Sampai di sini dulu eksplorasi Jogja hari kedua. Besok masih banyak yang seru – seru lagi di  PETUALANGAN SEMARANG-JOGJA part5.

Posting Komentar

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi